Coretan Musik

Main Menu

  • Home
  • Profile
  • Event
  • News
  • Artikel
  • Video
  • Koleksi video

logo

Coretan Musik

  • Home
  • Profile
  • Event
  • News
  • Artikel
  • Video
  • Koleksi video
  • Rizky Febian merelease Trilogy #GarisCinta

  • LITERASI UNTUK MILENIAL

  • Kabar Egois Nikmati Hidup

  • Ngobrol bareng Tito P Soenardi | Arr lagu Pura Pura Lupa “Mahen”

  • Mempertahankan konsistensi berkarya ala LOLOT Band Bali

News
Home›News›Festival Tepi Sawah 2019

Festival Tepi Sawah 2019

By coretanmusik
02/07/2019
562
0
Share:

Tahun ini kali ketiga Festival Tepi Sawah hadir di tengah-tengah hati masyarakat Bali. Festival ini menjadikan kolektivitas khas Bali sebagai semangat utama ini. Dia pun kian menciptakan lingkungan dinamis dan kreatif bagi masyarakat modern-individual.

Berbagai kegiatan seni seperti musik, workshop, instalasi seni, dan lainnya akan hadir dalam kebersamaan yang dibalur dengan program-program ramah lingkungan.

Memang, Festival Tepi Sawah ditujukan sebagai sebuah acara kesenian tahunan berorientasi ramah lingkungan. Dia melibatkan dan menghadirkan seniman-seniman dari berbagai cabang seni, untuk berkolaborasi dan berkarya dalam kebersamaan. Di lokasi pinggiran desa Pejeng ini, festival ini merancang Uma Stage yang melatardepani panorama simbolik tempat aspirasi ini terlahir: di Tepi Sawah.

Festival Tepi Sawah lahir dari perpaduan passion dan gagasan dari tiga pelaku seni yaitu Nita Aartsen, Anom Darsana, Etha Widiyanto. Ketiganya memberikan kombinasi latar belakang pengalaman di bidang pendidikan musik dan pertunjukan, tata suara dan manajemen even, serta arsitek dan desain. Mereka ingin mengintergrasikan elemen kreatif dari festival ini dengan edukasi dan implementasi tentang keberlanjutan lingkungan, baik di kalangan anak-anak maupun di kalangan dewasa.

Berbagai line up bakat-bakat luar biasa akan ditampilkan di Festival ini. Tentu masih mengusung semangat Nusantara sebagai konsep utamanya. Nita Aarsent, founder Festival ini yang berkecimpung dan bertanggung jawab dalam soal line up, mengungkapkan bahwa tahun ini Fetival Tepi Sawah menghadirkan line up istimewa.

Tahun ini ada yang istimewa. Sinden yang bisa menyanyi jazz dan blues Endah Laras akan hadir bersama talent luar biasa umur 17 tahun sinden muda juga dari Solo. Ada dalang cilik Narend yang bisa berkolaborasi dengan Woro.

Ada pula penampilan menarik dari Papua: Papua Mania. Mereka akan menari dan menggelar kolaborasi. Tak kalah serunya ada Artis Ibukota Anda Perdana yang akan tampil. “Juga tak ketinggalan aka nada duo maut antara Balawan feat Made Ciiiaaattt,” ujar Nita Aarsent.

Tak hanya sebatas itu, Festival Tepi Sawah juga akan menggelar “Tribute untuk Koes Plus”. Semua artis-artis yang berkontribusi, semuanya akan ikut menyanyi.

Festival ini juga akan menggelar workshop-workshop yang tak kalah apik sebagai bahan edukasi. Di antaranya workshop film bersama Erick EST, workshop cukil dengan Rumah Kelima, Workshop tari dengan Dayu Ani dan juga workshop dengan Pak Made Bandem. Turut serta group-group dari generasi muda yaitu dari ISI Denpasar dan juga dari Universitas Udayana.

Di dalam segi tatanan produksi, Festival Tepi Sawah ini dipersiapkan dengan matang dari tahun ke tahun. Misalnya tata panggung, suara, cahaya, dan kebutuhan produksi lainnya.

Menurut founder Festival Tepi Sawah Anom Darsana, mereka terus mencoba menyuguhkan sebuah festival ramah anak-anak dan keluarga. Untuk itulah kebutuhan tata suara dan cahaya yang digarap juga akan mengikuti dan menyamankan anggota keluarga yang hadir.

“Intinya menyamankan semua mata dan telinga,” kata Anom.

Dari sisi lingkungan, festival ini telah sukses dan melahirkan inovasi-inovasi baru untuk mengedukasi peserta festival termasuk para penampil, maupun penikmat untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan. Semuanya sama-sama tidak menghasilkan terlalu banyak atau mengurangi sampah. Caranya dengan cara menggunakan kembali alat-alat makan dan minum serta asbak.

Workshop lain akan disampaikan Pak Made Taro dan dari Little Talks di Ubud. Ada pula kegiatan art corner untuk anak-anak dari bahan recycle. Semuanya membuat festival ini senada dengan mewujudkan festival ramah lingkungan.



“Di sisi venue, kami boleh berbangga sebab sudah tiga tahun ini kita masih menggunakan plang-plang yang sama dari material yang sama untuk signage seperti rundown, dekorasi dan sejenisnya,” kata Etha Widyanto.

Hal itu untuk mengurangi sampah dan mengutamakan 3R. Tahun ini dan setiap tahun merupakan ide baru. “Sejalan dengan tampilnya Dalang Cilik Narend, kami terinsiprasi menyiapkan ‘wayang-wayangan’ sebagai bagian dari dekorasi,” lanjutnya.

Dalam gerakan kesadaran lingkungan ini, Festival Tepi Sawah berkolaborasi dengan Clean Bali Series (CBS). CBS adalah program buku dan pendidikan tentang kesadaran lingkungan untuk anak-anak.

Sejak 2006, program ini telah aktif menggalang program bulanan “Bali Bersih” di lokasi festival, Omah Apik. Mereka melakukannya bersama dengan sejumlah organisasi dan aktivis lingkungan, pendidikan, seni dan budaya. Tujuannya untuk memberikan ruang belajar kepada anak-anak setempat tentang kesadaran lingkungan.

Kebersamaan ini akan menjadikan Festival Tepi Sawah sebagai cerminan dan pembawa pesan kesadaran akan kelestarian lingkungan hidup. Prinsipnya tetap dengan reduce, reuse, dan recycle (kurangi, gunakan kembali, dan daur ulang). Baik dalam hal produksi, penjualan makanan dan minuman, penanganan sampah, pembuangan limbah dan lain-lain.

Festival Tepi Sawah menggunakan area di tepi sawah sebagai pusat kegiatan. Kolaborasi antara seniman adalah suatu konsep yang sangat menarik dan akan mengejutkan bagi orang-orang yang akan menghadiri festival ini.

Selain itu, Festival Tepi Sawah juga akan mengalirkan beberapa sekuen arsitektur yang menarik. Booth yang akan menyebar di setiap lanskap, dan instalasi seni akan menambah kecantikan festival ini. Festival Tepi sawah juga akan mengadakan workshop dari berbagai cabang kesenian, dan food stall serta art market.

Tak khayal, Festival Tepi Sawah ini akan membuat audiens yang hadir tersihir melalui pukau seniman-seniman yang tampil dalam festival ini. [b]

Source : Balebengong.id

Tagsartbaliculturemusiciansramah lingkungansenimanworkshop
Previous Article

Janet Believes Michael Jackson’s Music will be ...

Next Article

Guitar Concert & Presentation

0
Shares
  • 0
  • +
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0

Related articles More from author

  • Profile

    Indra Lesmana

    04/02/2017
    By coretanmusik
  • Event

    Get ready, Travis Performs in Jakarta July 2019

    24/06/2019
    By coretanmusik
  • News

    Janet Believes Michael Jackson’s Music will be ‘Eternal’

    26/06/2019
    By coretanmusik
  • indieProfile

    Pujaniya Metta merilis single pertamanya yang berjudul BERSAMAMU

    20/07/2019
    By coretanmusik
  • Event

    Solo International Performing Art 2016

    08/09/2016
    By coretanmusik
  • NewsVideo

    KYK Merelease Single ber title HOPE

    24/04/2020
    By coretanmusik

Leave a reply Cancel reply

0

  • Profile

    Tanya Ditaputri

  • Profile

    Mirza Hakim merelase Single Bertitle Tanpamu di bawah Label Apro Music

  • Profile

    Kabar Egois Nikmati Hidup

Follow us

Recent Post

  • Rizky Febian merelease Trilogy #GarisCinta
  • LITERASI UNTUK MILENIAL
  • Kabar Egois Nikmati Hidup
  • Ngobrol bareng Tito P Soenardi | Arr lagu Pura Pura Lupa “Mahen”
  • Mempertahankan konsistensi berkarya ala LOLOT Band Bali
  • Travel Cajon buatan lokal yang Go international
  • Musisi Jazz Indonesia Benny Likumahuwa Meninggal Dunia
  • Q & A with Putu Fret | Bagaimana mensetting gitar agar maksimal
  • Bagus Mazasupa merilis Single “Kau Bukan Milikku”
  • SIRKUS BAROCK – PENTAS AMAL VIRTUAL
  • Didi Kempot Meninggal Dunia
  • KYK Merelease Single ber title HOPE
  • Home
  • Contact